Muhasabah lima tahun Usability Testing
Lessons learned selama melakukan UT
Lima tahun yang lalu, saya yang saat itu bekerja sebagai UX Designer diberi kesempatan dan dibimbing oleh manager saya untuk melakukan Usability Testing terhadap desain yang saya buat.
Fast forward ke sekarang, setelah puluhan sesi testing, sekian puluh (atau mungkin ratusan) partisipan riset, dan berbagai pertanyaan interview yang saya lontarkan, bisa dibilang insting saya untuk UT sudah lumayan terasah walau masih jauh dari sempurna.
Pelajaran utama yang saya dapatkan dari mengulang-ulang UT sampai gumoh ini adalah bahwa persiapan itu sangat penting. Kita tahu sendiri ya ngelakuin riset itu butuh tenaga, waktu dan biaya. Jangan sampai segala effort kita mubazir!
Ambil contoh dari pengalaman saya sendiri. Karena sering melakukan field research dan harus mendatangi partisipan satu-satu, dalam sehari saya bisa keliling Jabodetabek dari pagi sampai sore/malam. Nggak jarang harus blusukan keluar masuk gang dan nyasar. Bahkan saya pernah sampai terduduk lunglai di trotoar saking lemasnya ketika kondisi sedang hamil muda dan harus jalan kaki mencari lokasi partisipan di tengah siang nan panas.
Selain itu jangan lupa rekrutmen partisipan. Nggak mudah mencari orang dengan kriteria sesuai, hubungi satu-satu untuk bikin janji, konfirmasi, dan seterusnya. Ingin mudah? Oh tentu bisa selama kita menyediakan budget untuk pakai jasa recruitment.
Bayangkan kalau sudah mengeluarkan usaha sedemikian mungkin, ketika debriefing atau analisa data, ada hal yang kelewat ditanyain? Atau muncul pertanyan seperti “ini tadi fitur add voucher lupa kita cobain ya?” atau “partisipan tadi ngerti nggak ya icon X ini?”
Been there, done that, amit-amit jangan sampai terulang lagi.
Walau UT ini terkesan mudah seperti sekadar “nyuruh orang nyobain desain kita”, sebisa mungkin kita melakukannya dengan efektif sehingga hasilnya berdampak maksimal terhadap iterasi & perbaikan desain.
Berikut beberapa pelajaran yang saya dapat selama ini.
Pengetahuan seputar topik riset & wawasan umum penting bagi moderator UT
Sering kali dalam suatu proses desain, UT jadi touch point pertama dengan user atau bahkan satu-satunya. Ini hal yang normal karena nggak semua tim sanggup melakukan fundamental research di setiap proyek. Kalau begini, biasanya kita berangkat dengan data hasil desk research dan asumsi tentang user.
Untuk menggali data lebih dalam, baiknya kita memiliki pengetahuan seputar produk/fitur yang kita test. Jadi ketika user menjawab pertanyaan, kita bisa langsung memberikan follow-up questions untuk memperdalam topik pertanyaan tersebut (selama nggak ngasih lead). Sebenarnya nggak cuma UT sih, tapi pada metode riset lainnya pun hal ini penting supaya pembicaraannya mengalir terus dan nggak ada awkward silence.
Contoh: Saya harus melakukan UT untuk fitur pembayaran paylater. Kita tahu konsep paylater mirip dengan kartu kredit. Berarti bisa kita asumsikan kalau kebiasaan orang dalam menggunakan kartu kredit akan mempengaruhi bagaimana mereka perceive & menggunakan paylater. Jadi, minimal saya harus tahu bagaimana mekanisme kartu kredit, kebiasaan membayar, dll. Lalu mungkin cari tahu produk kredit lainnya yang user pakai (selama masih relevan dengan objektif).
Libatkan tim & para pembuat keputusan ketika merencanakan UT
Proses desain produk tentunya bukan hanya tanggung jawab eksklusif seorang designer. Ada stakeholders lainnya seperti product manager, business owner, client, dll. Dengan melibatkan mereka sejak awal, kita akan lebih mudah mengadvokasi hasil dari UT dan pada akhirnya menghasilkan desain yang sudah memfasilitasi kebutuhan bisnis maupun user.
Selain itu, yang masih menjadi challenge bagi saya juga adalah meyakinkan stakeholders/client kalau studi kualitatif seperti UT itu bukan untuk mengukur tingkat kesuksesan si desain, tapi untuk mengetahui apa yang harus diperbaiki supaya desain makin relevan bagi user.
Persiapkan discussion guide & peralatan dengan matang supaya nggak nyusahin diri sendiri
Bagi saya yang sering melakukan field/contextual research, ketika sudah berangkat dari kantor, kemungkinan besar saya mengubah atau mengedit materi riset itu minim. Jadi, semua harus dipersiapkan baik-baik sebelumnya.
Peralatan harus dicoba sebelum berangkat supaya aman (handphone, laptop, prototype, recording tool, kamera, koneksi internet, dll). Semua hal yang mau dites, ditanyakan, dan diobservasi harus ada di discussion guide supaya nggak ada yang terlewat. Juga harus gladi resik UT-nya sebelum dicoba ke user. Learned it the hard way.
Evaluasi secepatnya, sebanyak-banyaknya
Nggak bisa dipungkiri, kemampuan seseorang dalam melakukan UT lumayan dipengaruhi jam terbang. Tapi dengan melakukan evaluasi sesering mungkin, proses belajar akan jauh lebih cepat. Jadi, setelah sesi riset lakukan debriefing & evaluasi dengan partner riset atau tim.
Melakukan iterasi di tengah riset itu nggak apa-apa
Setelah melakukan pilot study atau evaluasi, nggak jarang kita menyadari bahwa research plan yang kita buat ada yang kurang. Mungkin ada pertanyaan yang nggak terjawab atau hasilnya nggak sesuai objektif.
Riset memang harus dilakukan secara sistematis, tapi bukan berarti kita nggak bisa fleksibel. Salah satu profesor saya ketika kuliah mengajarkan kalau iterasi riset bisa dilakukan selama dilaporkan dengan baik.
Ketika saya tahu ternyata di riset akademis aja nggak apa-apa, berarti di riset terapan seperti UX bisa juga dipraktekkan dong? Make sense kan, daripada maksa lanjutin riset dengan rencana awal tapi data yang didapat malah ambyar?
Sebenarnya saya membuat esai (curhat) reflektif ini sebagai respon terhadap keadaan pandemi COVID-19 yang sedang kita hadapi saat ini. Researcher terpaksa beradaptasi dengan keadaan dan berpikir ekstra bagaimana menghasilkan kualitas riset yang setara kualitasnya walau dilakukan via online. Hal ini mengingatkan saya bahwa masih banyak room for improvement dan hal-hal yang ternyata belum saya bisa heuhehe.
Mungkin saya nggak akan nulis bagaimana cara melakukan usability testing karena sudah banyak source-nya di internet. Teman saya Jamika Nasaputra sudah nulis panjang lebar tentang proses merencanakan dan melakukan UT di sini. Ada juga tutorial dari Insight Design di sini.
Happy UT!