Membedah asal muasal istilah UI/UX
Di beberapa tahun terakhir, pekerjaan UI/UX Designer makin banyak muncul di industri digital Indonesia. Berdasarkan pemahaman saya, istilah ini ditujukan kepada tampilan visual dari suatu website atau aplikasi mobile.
Ini menarik karena seingat saya sebelum muncul istilah UI/UX ini, hanya ada pekerjaan Web Designer atau Graphic Designer untuk orang-orang yang mendesain produk digital. Saya pun terketuk untuk mencari tahu:
- Bagaimana proses perubahan web design menjadi UI/UX?
- Apa arti dari UI/UX ini? Bagaimana sejarahnya?
- Kenapa UI/UX bukan UX/UI ? Apa arti tanda “atau” di antara UI dan UX?
Setelah riset kecil-kecilan, saya tidak menemukan asal muasal istilah ini. Halaman khusus Wikipedia pun nggak ada. Sumber yang tersedia kebanyakan merujuk kepada User Experience (UX) atau User Interface (UI) secara terpisah.
Baiklah, kalau begitu saya coba sampaikan hasil analisa dari observasi dan pengalaman saya sendiri.
Sebab musabab muncul dan tenarnya istilah UI/UX
1. Perkembangan teknologi membuat perlu adanya istilah baru yang lebih universal
Sebelum penggunaan smartphone sebanyak sekarang, perusahaan teknologi masih berfokus kepada produk digital dalam bentuk website. Maka dari itu, istilah web design masih sangat relevan saat itu.
Makin terjangkaunya harga smartphone Android & paket data membuat penggunaan aplikasi mobile dan layanan internet makin lumrah. Menurut Wearesocial, pengguna smartphone di 2019 telah mencapai 60% dari populasi Indonesia (wow!). Teknologi pun makin berkembang dan bertambah juga jenis gadget yang memiliki layar digital seperti smartwatch dan internet of things.
Bertambah banyaknya penggunaan berarti makin tinggi juga kebutuhan akan keahlian desain khusus visual layar digital alias user interface yang mencakup semua jenis (web, app, dll). Mengadaptasi dari negara lain yang sudah duluan, akhirnya istilah UI/UX Design ini deh yang banyak digunakan di industri.
2. Perbedaan skala perusahan & tim desain yang dimilikinya
Mari kita memperhatikan empat perusahaan teknologi “unicorn” di Indonesia; Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak.
Kebanyakan perusahaan di atas membagi tugas desain produk kepada dua role yaitu UX Designer & UI Designer. Beberapa menggunakan istilah Product Designer ataupun Interaction Designer yang sebenarnya nggak jauh beda tugasnya. Praktek yang dilakukan para unicorn ini seringkali dijadikan acuan oleh perusahaan lain.
Namun, biasanya perusahaan yang skalanya lebih kecil SDMnya terbatas. Di tim desain yang anggotanya terbatas (atau bahkan cuma 1 orang), jobdesc UX Designer & UI Designer mungkin harus dikerjakan oleh orang yang sama. Maka dari itu istilah UI/UX Designer pun digunakan menjadi solusi penamaan sebagai gabungan antara dua role tersebut.
3. Banyaknya penggunaan istilah ini di proses rekrutmen
Menjamurnya perusahaan startup digital dan banyaknya institusi yang ingin melakukan “digital transformation” membuat kebutuhan SDM desain meningkat. Stakeholders atau rekruter yang mungkin belum terlalu mendalami bidang ini akan mengikuti saja apa yang paling banyak di pasaran yaitu UI/UX Designer.
Para pencari kerja akhirnya juga mengikuti dengan menyebut diri mereka UI/UX Designer agar cocok dengan lowongan-lowongan yang ada. Begitu terus siklusnya sampai penggunaan istilah ini jadi sangat umum.
Kesimpulan
Topik ini sebenarnya sudah lama ada di kepala saya agak lama, tapi saya memutuskan untuk membahas dalam bentuk tulisan setelah lihat tweet ini dan membaca diskusi di reply-nya.
Saya nggak pro tapi nggak juga kontra. Di Indonesia bidang ini masih tergolong baru, jadi wajar banget kalau semua masih berkembang.
Menurut saya, saat ini yang penting adalah bagaimana kita para pekerja bidang desain digital untuk terus mengasah skill & berkontribusi secara maksimal kepada institusi tempat kita bekerja, sehingga faktor user & desain dapat diperhitungan oleh stakeholders ketika membuat keputusan. Baru deh, sedikit-demi sedikit mengedukasi lingkungan sekitar.
Karna pada akhirnya titel hanyalah titel, yang penting bagaimana kita mengaplikasikan ilmu yang kita miliki. (wow udah kaya UX Golden Ways aja)
Btw, setelah nulis panjang lebar gini saya tetap belum tau kenapa ada tanda ATAU (/) diantara UI dan UX. Kalau berhasil nemuin penjelasannya, kabarin ya.