[Desain & Psikologi] User juga manusia yang punya kesalahan

Wahyuni Febriani
3 min readMay 29, 2020

--

Berhubung masih suasana Lebaran dan maaf-maafan, saya mau ngebahas salah satu teori HCI yaitu error alias kesalahan. Berurusan dengan behaviour manusia nggak akan lepas dari human error karena membuat kesalahan adalah natural bagi kita.

Human error bisa terjadi karena banyak hal contohnya short-term memory kita kepenuhan, instruksi nggak jelas, ada distraksi, atau ya sesimpel jari kepleset aja (namanya juga manusia).

Berdasarkan teori, ada dua jenis error yang biasa terjadi ketika user berinteraksi dengan suatu website atau aplikasi yaitu mistake dan slip. Mari kita bahas satu persatu.

Slip

Secara sederhana definisi dari slip adalah: niatnya benar, ekseskusinya salah karena nggak sengaja. Contoh yang sering terjadi pada desain UI adalah:

  • Ketika mengisi form email ketika mendaftar dan kita kelupaan mengetik karakter “@” karena terbiasa mengetik dengan cepat.
  • Ketika mau tap suatu button, tapi yang kepencet button sebelahnya. Bisa jadi karena ukurannya terlalu kecil atau lokasinya jauh dari jangkauan jempol

Mistake

Kebalikan dari slip, definisi sederhana dari mistake adalah: niatnya salah, eksekusinya benar. Biasanya terjadi karena user kurang mengerti keadaan yang dia hadapi. Contohnya:

  • Ketika pencet “submit” form tapi ternyata belum centang terms & condition karena tampilannya kurang kelihatan
  • Ketika sudah masukin password, submit, lalu ternyata format password kita nggak sesuai yang diharapkan

Bagaimana menghindari error pada desain UI?

Salah satu dari 10 usability heuristic pada desain produk digital adalah “help users recognize, diagnose, and recover from errors”. Dalam Bahasa Indonesia kurang lebih: membantu users untuk menyadari, mendiagnosa dan mengembalikan keadaan dari error.

Intinya, desain yang kita buat harus dipikirkan sedemikian mungkin supaya mencegah si error terjadi, lalu bikin user gagal kerjain task dan keseluruhan user experience pun jadi jelek. Ini bisa kita usahakan dengan beberapa cara:

1. Kurangi informasi di satu halaman/screen supaya user fokus dengan satu task utama

Contohnya bisa kita lihat di form registrasi atau checkout yang dibuat jadi beberapa langkah supaya di satu waktu nggak terlalu banyak informasi yang berpotensi bikin user overwhelmed.

Di halaman checkout asos.com, desain fokus pada 1 langkah dan navigasi dihilangkan.

2. Beri informasi, instruksi, atau feedback

Informasi dan instruksi harus disampaikan sejelas mungkin sehingga user bisa menghindari error. Jika error terlanjur terjadi, beri feedback yang bisa membantu user menyelesaikan tugasnya dengan benar pakai bahasa manusia seperti contoh di bawah.

Ingatkan user jika melakukan kesalahan dan feedback yang manusiawi. Sumber dari sini.

3. Konfirmasi & review sebelum menyelesaikan task

Fasilitasi dan ingatkan user untuk melakukan review di akhir task atau beri konfirmasi supaya user benar-benar yakin bahwa keputusan yang akan dilakukan sudah tepat.

Salah satu fitur yang sangat bermanfaat dari gmail. Sumber dari sini.

Sebenarnya masih banyak lagi, silahkan baca di link ini dan ini.

Kesimpulan

Kadang ketika kita mendesain satu fitur atau produk, kita cuma mempertimbangkan positive case atau skenario paling ideal dari produk yang kita rencanakan. Dengan mengetahui bahwa user kemungkinan akan melakukan kesalahan, kita jadi sadar untuk bikin desain yang mencegah user membuat error, mengatasi keadaan kalau terlanjut salah, dan menyiapkan negative case.

Di akhir tulisan ini, izinkan saya untuk membuka topik diskusi. Salah satu error yang pernah saya lakukan adalah salah pilih metode pembayaran di dua aplikasi yang cukup sering saya pakai yaitu Gojek & Tokopedia.

  • Tokopedia: karena terbiasa pakai metode ini, saya cuma melirik logo & tulisan BCA Virtual Account lalu otomatis pencet tombol bayar yang prominen. Ternyata, pembayarannya dicampur dengan saldo OVO.
  • Gojek: karena terbiasa pakai Gopay, saya langsung aja pencet Order (maklum lapar). Eh, ternyata pembayaran defaultnya PayLater yang walau sangat jarang tapi saya pakai ditransaksi terakhir.

Menurut pemirsa, kesalahan ini tergolong slip atau mistake?

--

--

Wahyuni Febriani
Wahyuni Febriani

Written by Wahyuni Febriani

UX Consultant independen. Menulis tentang User Experience dalam Bahasa Indonesia.

Responses (2)