Apa itu User Experience (UX)?

UX adalah salah satu jargon yang sedang naik daun di industri digital. Bagaimana sejarahnya? Apa definisi yang sesungguhnya?

Wahyuni Febriani
4 min readAug 19, 2019

Iya, saya tau yang bikin artikel untuk menjelaskan apa itu UX alias user experience sudah banyak. Baik dibahas secara teori maupun berdasarkan pengalaman para praktisi yang menuliskannya.

Namun, setelah membaca banyak artikel dan tulisan berbahasa Indonesia, saya merasa belum sreg dengan apa yang kebanyakan disampaikan. Contohnya, membahas UX dengan membandingkan dengan UI (user interface) padahal keduanya bukan sesuatu yang bisa dibandingkan. (Bocoran: topik ini akan saya bahas khusus di tulisan terpisah)

Sebelum mencari tahu “gimana sih cara nge-design UX?” alangkah baiknya mempelajari dulu ilmu dasarnya supaya kita memiliki mindset yang tepat.

Sejarah munculnya UX

Istilah UX ini dipopulerkan oleh seorang akademisi sekaligus praktisi di bidang design & usability bernama Don Norman. Beliau memperkenalkan istilah user experience ketika bekerja di Apple sekitar tahun 1993–1997.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, mari kita dengar penjelasan singkat beliau di video ini.

Gini ceritanya, Pak Don dan timnya pada saat itu memperkenalkan istilah user experience untuk membantu mereka meningkatkan kualitas produk-produk Apple. Mereka sadar bahwa untuk membuat pengguna merasa “senang dan puas” ketika menggunakan produk-produk tersebut, gak cuma desain produknya tapi seluruh titik temu pengguna dengan produk Apple tersebut harus diperhatikan. Iya, gak cuma ketika orang pakai (misalnya) MacBooknya aja, tapi juga:

  • Ketika pengguna mengetahui produknya pertama kali di iklan
  • Ketika pengguna datang ke Apple store; melihat desain toko yang futuristik minimalis dan mencoba MacBook di display-nya
  • Ketika pengguna membawa pulang MacBook setelah dibeli. Membuka boksnya, menyalakannya ketika pertama kali tanpa kebingungan karna desainnya yg intuitif dan tidak terkesan susah
  • Ketika pengguna menyentuh keyboard dan trackpad-nya, mengakses operating system Macintosh dan aplikasi-aplikasi di dalamnya
Penampilan hardware dan software nya bikin orang berasa keren juga bagian dari UX loh

Apa yang pengguna rasakan ketika menjalani setiap titik interaksi di atas adalah yang kita sebut sebagai user experience. Seperti yang Pak Don bilang di video di atas:

“… all of that is user experience; it’s everything touches upon your experience with the product.”

UX Teori & UX Praktek

Setelah mengetahui pengertian yang sesungguhnya, wajar bagi kita untuk mempertanyakan; kalau memang UX meliputi seluruh titik interaksi dengan pengguna termasuk aspek offline, kenapa UX sangat identik dengan desain aplikasi mobile atau website?

Kurang lebih begini hasil observasi saya.

Penerapan UX oleh perusahaan startup digital

Di Indonesia, kebanyakan perusahaan yang sudah menerapkan disiplin UX di proses desain produk atau jasanya adalah perusahaan digital, baik startup digital maupun agency digital. Perusahaan startup dituntut untuk secara cepat memvalidasi model bisnisnya dan membuat produk yang benar-benar dibutuhkan oleh para pengguna.

Nah, produk dari perusahaan-perusahaan digital ini biasanya berupa aplikasi mobile atau website. Inilah yang membuat istilah UX sangat lekat dengan mendesain tampilan dalam screen. Karena pada konteks produk digital, sebagian besar titik interaksi terjadi di user interface.

Maka dari itu, mindset UX sangat berguna pada proses pembuatannya. Dan pada dasarnya, siapapun yang terlibat dalam proses pengembangan produk tersebut HARUS memiliki mindset UX, tidak cuma para desainer. Contoh, loading halaman yang lama akan sangat berpengaruh pada user experience pengguna, dan ini di luar tanggung jawab desainer.

Contoh kasus: Online Marketplace

Kita ambil contoh produk digital yang cukup dekat dengan keseharian kita yaitu online marketplace. Coba kita rincikan, apa saja aktivias yang bisa dilakukan pengguna di platform ini:

  • Memilih barang; browsing, melihat detil spesifikasi barang, membandingkan harga
  • Menaruh barang di keranjang belanja & membayar
  • Memantau proses persiapan pesanan & pengantaran
  • Kalau bingung atau mau complain, kontak dengan Customer Service pun diarahkan untuk dilakukan di dalam aplikasi di fitur Q&A maupun chat
  • Kita baru bersentuhan dengan jasa marketplace secara offline ketika barang pesanan kita tiba

Bisa dilihat pada studi kasus online marketplace, kualitas user experience bergantung sebagian besar oleh bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi mobile/website layanan ini.

Kesimpulan

Berdasarkan pengertian yang kita bahas di sini, user experience sebenarnya memiliki lingkup yang sangat luas. Tapi memang, di konteks produk digital, UX sangat ditentukan oleh interaksi di dalam aplikasi atau website produk tersebut. Selanjutnya, saya akan lebih banyak menulis tentang UX di konteks digital, ya.

Seiring dengan cepatnya industri digital berkembang di Indonesia, makin banyak pula istilah-istilah alias jargon yang berhubungan dengan desain yang bermunculan (contoh: UX, UI/UX, interaction design atau IxD, information architecture, dll) yang kadang bisa membuat orang awam kebingungan.

Bagi kamu yang benar-benar ingin mempelajari tentang UX atau desain produk digital seperti aplikasi mobile dan website, silahkan belajar dari sebanyak mungkin sumber yang valid dan terus latihan. Untuk tulisan berbahasa Indonesia, saya merekomendasikan tulisan-tulisan Mba Qonita, Giza Design, Dwinawan & Budi Kontak. Ada yang mau menambahkan?

Ohya, dan jangan lupa, jadilah sekritis mungkin terhadap apapun yang kamu baca atau pelajari karna salah satu skill utama seorang praktisi UX adalah: critical thinking.

Referensi

--

--

Wahyuni Febriani
Wahyuni Febriani

Written by Wahyuni Febriani

UX Consultant independen. Menulis tentang User Experience dalam Bahasa Indonesia.

Responses (3)